Kamis, 17 Maret 2011

sejarah nya bandung

 Kota Bandung tidak berdiri bersamaan dengan pembentukan Kabupaten Bandung.  Kota itu dibangun dengan tenggang waktu sangat jauh setelah Kabupaten Bandung berdiri. Kabupaten Bandung dibentuk pada sekitar pertengahan abad ke-17 Masehi, dengan Bupati pertama tumenggung Wiraangunangun. Beliau memerintah Kabupaten bandung hingga tahun 1681.
Semula Kabupaten Bandung beribukota di Krapyak (sekarang Dayeuhkolot) kira-kira 11 kilometer ke arah Selatan dari pusat kota Bandung sekarang. Ketika kabupaten Bandung dipimpin oleh bupati ke-6, yakni R.A Wiranatakusumah II (1794-1829) yang dijuluki "Dalem Kaum I", kekuasaan di Nusantara beralih dari Kompeni ke Pemerintahan Hindia Belanda, dengan gubernur jenderal pertama Herman Willem Daendels (1808-1811).
Untuk kelancaran menjalankan tugasnya di Pulau Jawa, Daendels membangun Jalan Raya Pos (Groote Postweg) dari Anyer di ujung barat Jawa Barat ke Panarukan di ujung timur Jawa timur (kira-kira 1000 km). Pembangunan jalan raya itu dilakukan oleh rakyat pribumi di bawah pimpinan bupati daerah masing-masing.
Di daerah Bandung khususnya dan daerah Priangan umumnya, Jalan Raya pos mulai dibangun pertengahan tahun 1808, dengan memperbaiki dan memperlebar jalan yang telah ada. Di daerah Bandung sekarang, jalan raya itu adalah Jalan Jenderal Sudirman - Jalan Asia Afrika - Jalan A. Yani, berlanjut ke Sumedang dan seterusnya. Untuk kelancaran pembangunan jalan raya, dan agar pejabat pemerintah kolonial mudah mendatangi kantor bupati, Daendels melalui surat tanggal 25 Mei 1810 meminta Bupati Bandung dan Bupati Parakanmuncang untuk memindahkan ibukota kabupaten, masing-masing ke daerah Cikapundung dan Andawadak (Tanjungsari), mendekati Jalan Raya Pos.
Rupanya Daendels tidak mengetahui, bahwa jauh sebelum surat itu keluar, bupati Bandung sudah merencanakan untuk memindahkan ibukota Kabupaten Bandung, bahkan telah menemukan tempat yang cukup baik dan strategis bagi pusat pemerintahan. Tempat yang dipilih adalah lahan kosong berupa hutan, terletak di tepi barat Sungai Cikapundung, tepi selatan Jalan Raya Pos yang sedang dibangun (pusat kota Bandung sekarang). Alasan pemindahan ibukota itu antara lain, Krapyak tidak strategis sebagai ibukota pemerintahan, karena terletak di sisi selatan daerah Bandung dan sering dilanda banjir bila musim hujan.
Sekitar akhir tahun 1808/awal tahun 1809, bupati beserta sejumlah rakyatnya pindah dari Krapyak mendekali lahan bakal ibukota baru. Mula-mula bupati tinggal di Cikalintu (daerah Cipaganti), kemudian pindah ke Balubur Hilir, selanjutnya pindah lagi ke Kampur Bogor (Kebon Kawung, pada lahan Gedung Pakuan sekarang).
Tidak diketahui secara pasti, berapa lama Kota Bandung dibangun. Akan tetapi, kota itu dibangun bukan atas prakarsa Daendels, melainkan atas prakarsa Bupati Bandung, bahkan pembangunan kota itu langsung dipimpin oleh bupati. Dengan kata lain, Bupati R. A. Wiranatakusumah II adalah pendiri (the founding father) kota Bandung. Kota Bandung diresmikan sebagai ibukota baru Kabupaten Bandung dengan surat keputusan tanggal 25 September 1810.(sumber :bandung.go.id)

Makanan Khas Bandung

Siomay

Makanan khas Bandung ini terbuat dari tepung aci dan ikan,
diberi bumbu kemudian dikukus, dan disajikan
atau dimakan dengan telur rebus, kol, tahu,
kentang dan dicampur dengan saus kacang,
yang sudah dibumbui, hampir sama dengan bumbu saos kacang batagor.
Siomay ini terdapat di beberapa rumah makan,
warung yang ada di kota Bandung.

Colenak

Orang Bandung memang pandai menciptakan makanan
yang unik dengan nama yang unik pula.
Seperti halnya dengan makanan yang terbuat
dari peuyeum (tape singkong) yang dibakar di atas arang
yang kemudian ditaburi dengan saus gula merah
dan kelapa parut yang diberi nama colenak, singkatan dari ‘dicocol enak

’.

Batagor

Batagor adalah singkatan dari bakso tahu goreng
yaitu tahu yang diisi dengan campuran aci  (tepung tapioka) dan daging ikan tengiri.
Teman makan batagor adalah siomay yang juga terbuat
dari campuran aci (tepung tapioka) dan daging ikan tengiri,
namun dibungkus dengan kulit pangsit.
Keduanya dimakan dengan cara dicocol dengan saus kacang dan kecap.
Makanan ini hampir dapat dijumpai
di beberapa tempat yang menjual makanan khas Bandung.
Batagor Kingsley dan batagor Riri adalah
tempat yang wajib dikunjungi jika ingin mencicipi batagor khas Bandung.

Peuyeum

Peuyeum atau tape singkong adalah makanan khas Kota Bandung
yang memiliki rasa manis, sedikit asam dan beraroma alkohol.
Peuyeum ini dibuat dari singkong yang difermentasikan.
Orang sering mengatakan peuyeum sama dengan tape singkong,
tetapi sebenarnya terdapat perbedaan yaitu peuyeum lebih kering daripada tape.
Hal ini dikarenakan perbedaan dalam proses pembuatan dan penyimpanannya.
Peuyeum dengan kualitas bagus yaitu peuyeum yang baunya dan rasanya enak, manis dan asam.
Peuyeum dapat ditemukan di toko oleh-oleh khas Bandung
seperti di sekitar Terminal Leuwi Panjang, di Pasar Baru, dan di pasar-pasar tradisional.

Surabi

Surabi atau serabi adalah makanan khas orang Sunda
yang bentuknya seperti pancake namun lebih kecil dan tebal,
terbuat dari tepung beras.
Surabi dibakar dengan menggunakan alat tradisional
yaitu tungku dan cetakan khusus dari tanah liat.
Surabi ini memiliki banyak rasa,
dengan rasa yang dianggap paling original khas Sunda yaitu surabi oncom.
Sementara itu, di sekitar kampus Enhaii di Jalan Setiabudhi, Bandung
terdapat sederetan warung yang menjajakan surabi.
Warung ini menawarkan surabi dengan berbagai rasa
atau istilah dalam kamus kuliner mod
ern ‘topping’.
(sumber: www.indonesia.travel)

10 makanan terpedas di dunia (indonesia no 1 menurut bule)

Sebagai orang Indonesia, kita tentunya bangga dengan makanan kita yang kaya akan rasa dan memiliki ciri unik yang tidak dimiliki oleh makanan dari kebanyakan negara lain, iya, pedas! Walaupun makanan pedas hampir selalu diasosiasikan dengan negara seperti Thailand, ternyata makanan Indonesia masuk ke dalam daftar 10 makanan paling pedas menurut lidah orang bule.
10. Tom Yum – Thailand.
Sup asam pedas dari Thailand ini memang sangat menggoda, aroma yang memikat dan menjanjikan pedas yang menyengat. Variasi dari Tom Yum ini banyak, antara lain adalah Tom Yum Gai (ayam) atau Tom Yum Pla (seafood), rasa pedas yang ada berasal dari cabe yang disebut Thai Bird’s Eye Chilis, air jeruk nipis dan daun jeruk purut. Kombinasi ini, ternyata cukup membakar rongga mulut orang bule!
9. Shrimp Creole – Amerika.
Masakan ini berasal dari Amerika Serikat bagian Selatan, dan merupakan comfort food buat mereka yang menyenangi rongga mulut terasa terbakar. Bumbu dan bahan makanan ini sederhana, seperti cabe, tomat, udang dan ayam, dan rasa pedas makanan ini didapat dari cabe segar dan cayenne pepper
8. Papa a la Huancaina – Peru
Makanan ringan seperti salad kentang, yang berisi kentang rebus dingin, dan disajikan dengan saus Huancaina. Penyajian lengkap makanan ini selalu melibatkan daun selada, buah zaitun hitam, biji jagung, dan potongan telur rebus. Saus Huancaina inilah yang membuatnya ekstra pedas, karena selain terbuat dari keju, susu kental, garam, salah satu bahannya adalah cabe yang disebut Amarillo chili, yang lumayan pedas!
7. Lobak dengan Lada Sichuan – China
Pada umumnya salad disajikan segar dengan sedikit rasa masam, tapi salad yang ini sangat berbeda. Lobak dengan Lada Sichuan (utuh) dan potongan cabe merah. Jadi dalam makanan ini Anda akan menemukan rasa manis, pedas, dan renyah. Memang makanan yang disajikan dengan brilian.. dan membakar.. Cabe yang digunakan? Bird’s Eye Chilis. Jika cabe ini masih kurang, ingat, ada Lada Sichuan utuh. Rasanya, digambarkan dengan menarik, asam-asam pedas, atau buat orang bule, cukup mengatakan: seperti mengunyah ranjau!
6. Bibimbap dengan Kimchi – Korea
Bibimbap? Kimchi? Asing ya.. coba kita lihat satu persatu. Kimchi adalah acar kubis, yang dibumbui bawang putih, bawang merah, cabe, dan jahe! Pedas? Sudah pasti, panas pula! Masa fermentasi acar kubis ini beberapa bulan, jadi bisa dibayangkan, rasa pedas bawang dan cabe serta jahe yang sudah pasti menyengat!
Bibimbap adalah makanan klasik khas korea, yang terdiri dari nasi, sayuran tumis, daging, telur goreng dan.. sambal… Selamat menikmati!
5. Sayap Ayam Suicide – Amerika
Entah kenapa orang Amerika suka banget sayap ayam yang digoreng kering dan gurih, kemudian diberi bumbu panas-pedas yang menurut mereka ‘bisa membakar perut’, yang pastinya masih tidak terasa apa-apa di lidah kita. Bumbu yang ada selalu berupa campuran Saus Tabasco, potongan cabe kering, dan cabe segar cincang (yang sayangnya – atau untungnya – semua biji cabe yang ada dibuang terlebih dahulu)
4. Jerk Chicken – Karibia
Tidak hanya ganas, tapi makanan ini juga nikmat dan sangat menyenangkan. Berbagai bumbu yang ada adalah bumbu khas daerah Asia dan Afrika, yang hangat dan beraroma nikmat. Allspice, cengkeh, kayu manis, daun bawang, pala, thyme dan bawang putih, semuanya menyumbangkan rasa hangat, yang diperkuat oleh cabe Scotch Bonnetyang dikatakan mampu membuat orang kebingungan setelah menelan, saking pedasnya.
3. Wot – Ethiopia
Mungkin orang banyak yang tidak berpikir bahwa Afrika mampu menyumbangkan makanan pedas, jangan salah, Ethiopia terkenal akan Wot (tumisan). Wot yang paling nikmat seringkali berbumbu satu kilo bawang merah dan bawang putih, beberapa ons jahe, dan barbere (campuran bumbu kering dan cabe kering) yang luar biasa pedas dalam jumlah yang tidak kalah mengerikan.
Makanan luar biasa menantang ini dibuat dari kaldu ayam, yang diberi bumbu seperti di atas, dan direbus selama beberapa jam, sampai semua rasa yang ada tercampur rata, dan panas dari cabe dan bumbu yang ada juga tidak tertinggal sedikitpun. Setelah matang, makanan ini disajikan di atas piring injera (semacam roti) dan diberi bonus telur rebus utuh!
2. Vindaloo – India
Jelas salah satu saingan kita dalam masakan pedas, bayangkan, bumbu seperti biji mostar, cabe kering, ketumbar, jahe, adas, semuanya selalu ada.
Nah.. Vindaloo ini pedas, karena daging yang digunakan dalam masakan ini direndam dalam cuka, yang ditambah bumbu pedas tadi, yang semuanya akan bekerja sama membuat daging yang ada semakin menusuk dan menggigit!
Nah.. mana makanan Indonesia yang masuk dalam daftar? Ya! Tebakan Anda tepat sekali, makanan kita masuk sebagai makanan paling pedas nomor 1 di dunia!
1. Sambal Ulek – Indonesia
Memang bukan makanan utuh sih, lebih ke ‘condiment’atau makanan pendamping, tapi semua bentuk cabe bisa dipakai, dan termasuk cabe lokal kita yang ternyata 10 kali lebih pedas daripada Thai Bird’s Eye Chili.
Menurut lidah orang bule, sambal ulek kita ini ultra pedas, dan satu-satunya cara untuk menahan rasa pedasnya, adalah makan makanan lain sebanyak mungkin. Komentar orang bule setelah makan sambal ulek kita biasanya adalah mereka merasa kehilangan bibir…
Akhirnya kekayaan kuliner kita diakui juga oleh orang bule, sayangnya mereka baru melihat makanan pedas saja. Padahal jika ada serial dokumentasi makanan Indonesia dari Sabang sampai Merauke, bisa butuh setahun lebih acara tersebut berlangsung, biar juga tayang setiap hari.
 created by encur 312

Manusia Terpintar di Dunia



Siapakah manusia terjenius yang pernah dimiliki dunia? Da Vinci? John Stuart Mills? Atau Albert Einstein seperti yang selama ini diperkirakan orang? Ketiganya memang dianggap jenius-jenius besar yang telah memberikan banyak pengaruh terhadap bidangnya masing-masing. Tapi gelar manusia terjenius yang pernah dimiliki dunia rasanya tetap layak diberikan kepada William James Sidis. Siapakah ia? Mengapa namanya tenggelam dan kurang dikenal walau angka IQnya mencapai kisaran 250--300?

Keajaiban Sidis diawali ketika dia bisa makan sendiri dengan menggunakan sendok pada usia 8 bulan. Pada usia belum genap 2 tahun, Sidis sudah menjadikan New York Times sebagai teman sarapan paginya. Semenjak saat itu namanya menjadi langganan headline surat kabar : menulis beberapa buku sebelum berusia 8 tahun, diantaranya tentang anatomy dan astronomy. Pada
usia 11 tahun Sidis diterima di Universitas Harvard sebagai murid termuda. Harvardpun kemudian terpesona dengan kejeniusannya ketika Sidis memberikan ceramah tentang Jasad Empat Dimensi di depan para professor matematika. Lebih dasyat lagi : Sidis mengerti 200 jenis bahasa di dunia dan bisa menerjamahkannya dengan amat cepat dan mudah. Ia bisa mempelajari sebuah bahasa secara keseluruhan dalam sehari !

Keberhasilan William Sidis adalah keberhasilan sang Ayah, Boris Sidis yang seorang Psikolog handal berdarah Yahudi. Boris sendiri juga seorang lulusan Harvard, murid psikolog ternama William James (Demikian ia kemudian memberi nama pada anaknya) Boris memang menjadikan anaknya sebagai contoh untuk sebuah model pendidikan baru sekaligus menyerang sistem pendidikan konvensional yang dituduhnya telah menjadi biang keladi kejahatan, kriminalitas dan penyakit. Siapa yang sangka William Sidis kemudian meninggal pada usia yang tergolong muda, 46 tahun - sebuah saat dimana semestinya seorang ilmuwan berada dalam masa produktifnya. Sidis meninggal dalam keadaan menganggur, terasing dan amat miskin. Ironis.

Orang kemudian menilai bahwa kehidupan Sidis tidaklah bahagia. Popularitas dan kehebatannya pada bidang matematika membuatnya tersiksa. Beberapa tahun sebelum ia meninggal, Sidis memang sempat mengatakan kepada pers bahwa ia membenci matematika - sesuatu yang selama ini telah melambungkan namanya. Dalam kehidupan sosial, Sidis hanya sedikit memiliki teman. Bahkan ia juga sering diasingkan oleh rekan sekampus. Tidak juga pernah memiliki seorang pacar ataupun istri. Gelar sarjananya tidak pernah selesai, ditinggal begitu saja. Ia kemudian memutuskan hubungan dengan keluarganya, mengembara dalam kerahasiaan, bekerja dengan gaji seadanya, mengasingkan diri. Ia berlari jauh dari kejayaan masa kecilnya yang sebenarnya adalah proyeksi sang ayah. Ia menyadarinya bahwa hidupnya adalah hasil pemolaan orang lain. Namun, kesadaran memang sering datang terlambat.

Mengharukan memang usaha Sidis. Ada keinginan kuat untuk lari dari pengaruh sang Ayah, untuk menjadi diri sendiri. Walau untuk itu Sidis tidak kuasa. Pers dan publik terlanjur menjadikan Sidis sebagai sebuah berita. Kemanapun Sidis bersembunyi, pers pasti bisa mencium. Sidis tidak bisa melepaskan pengaruh sang ayah begitu saja. Sudah terlanjur tertanam
sebagai sebuah bom waktu, yang kemudian meledakkan dirinya sendiri.